Kamu mungkin sedang berada di tahap serius dalam hubungan, dan satu pertanyaan muncul di kepala: biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam? Apakah sepenuhnya tanggung jawab laki-laki? Atau bolehkah pihak perempuan ikut andil dalam pembiayaan acara lamaran?
Pertanyaan ini sering bikin bingung banyak pasangan yang sedang mempersiapkan jenjang pernikahan. Kadang adat dan budaya di sekitar kita punya jawaban sendiri, tapi bagaimana sebenarnya Islam memandang hal ini? Nah, artikel ini akan membahas tuntas dan asyik buat kamu yang ingin tahu secara lengkap tentang biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam.
Apa Itu Lamaran dalam Islam?
Lamaran dalam Perspektif Syariat
Lamaran atau khitbah dalam Islam adalah proses ketika seorang pria menyatakan keinginannya untuk menikahi seorang wanita. Dalam Islam, lamaran bukanlah pernikahan, tapi semacam janji awal yang menunjukkan keseriusan. Meskipun sederhana, proses ini tetap penting karena merupakan langkah awal menuju pernikahan yang sah dan diberkahi.
Apakah Lamaran Harus Dirayakan?
Berbeda dengan budaya yang menganggap lamaran sebagai acara besar-besaran, dalam Islam tidak ada aturan baku soal bagaimana lamaran harus dilakukan. Islam lebih menekankan kesopanan, niat baik, dan tujuan yang jelas. Jadi, sebenarnya nggak ada keharusan untuk membuat acara lamaran yang mewah.
Biaya Lamaran Ditanggung Siapa Menurut Islam?
Nah, inilah inti dari pertanyaan kamu. Sebenarnya, biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam? Jawabannya tidak sesaklek yang dibayangkan banyak orang.
Tanggung Jawab Pihak Laki-Laki
Secara umum, Islam memberikan tanggung jawab kepada pihak laki-laki untuk membiayai proses menuju pernikahan, termasuk lamaran. Mengapa? Karena pernikahan dalam Islam memang menjadikan laki-laki sebagai pemimpin rumah tangga yang punya kewajiban memberikan nafkah, termasuk dari awal komitmen tersebut.
Namun, bukan berarti semua biaya harus ditanggung laki-laki sampai ke detail-detail terkecil. Islam menganjurkan adanya musyawarah dan kesepakatan yang adil antara kedua belah pihak.
Bolehkah Pihak Perempuan Membantu?
Tentu saja boleh. Islam tidak melarang jika pihak perempuan ingin membantu secara finansial dalam proses lamaran. Selama itu berdasarkan kesepakatan, tanpa paksaan, dan tidak merendahkan salah satu pihak, maka tidak masalah. Bahkan, dalam beberapa kasus di zaman Rasulullah SAW, pihak perempuan pun pernah mengambil inisiatif dalam urusan pernikahan.
Intinya: Bukan Soal Siapa, Tapi Bagaimana
Jadi, kembali lagi ke pertanyaan biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam, Islam tidak menetapkan aturan kaku. Yang penting adalah prosesnya dilakukan dengan saling ridha, tanpa memberatkan, dan menghindari sifat berlebih-lebihan.
Perbedaan Antara Adat dan Syariat
Adat di Masyarakat Indonesia
Di beberapa daerah di Indonesia, adat menyebutkan bahwa biaya lamaran ditanggung sepenuhnya oleh pihak pria. Bahkan, sering kali ada tuntutan untuk membawa seserahan dalam jumlah tertentu, pakaian adat, hingga sewa gedung dan catering.
Ini sebenarnya lebih ke tradisi ketimbang syariat. Walaupun tidak bertentangan secara langsung dengan ajaran Islam, tetap perlu diperhatikan apakah tuntutan tersebut memberatkan atau tidak.
Islam Tidak Memberatkan
Islam sangat menghindari hal-hal yang membuat umatnya terbebani, apalagi sampai menunda pernikahan karena urusan biaya lamaran. Rasulullah SAW bahkan mencontohkan pernikahan yang sederhana namun penuh berkah. Jadi kalau kamu sedang mempersiapkan lamaran, jangan terjebak dengan gengsi atau tuntutan yang berlebihan. Lagi-lagi, pahami dengan baik tentang biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam agar tidak salah langkah.
Tips Menyusun Biaya Lamaran Secara Islami
1. Komunikasi Terbuka Antar Keluarga
Hal pertama dan paling penting adalah komunikasi. Kamu dan pasangan, bersama keluarga masing-masing, sebaiknya duduk bersama untuk membahas rencana lamaran. Bahas soal anggaran dengan jujur dan terbuka. Ingat, ini bukan soal gengsi, tapi soal kesiapan membangun rumah tangga.
2. Buat Anggaran yang Masuk Akal
Buatlah anggaran lamaran yang realistis dan tidak berlebihan. Fokus pada esensi acara: pertemuan dua keluarga dan pernyataan niat baik. Tak perlu pesta mewah kalau memang tidak mampu. Bahkan kalau bisa, lamaran dilakukan sesederhana mungkin namun tetap berkesan.
3. Jangan Ragu untuk Gotong Royong
Kalau kamu dan pasangan sepakat untuk berbagi biaya, itu sah-sah saja dalam Islam. Apalagi kalau tujuan utamanya adalah menyegerakan pernikahan dan menghindari hal-hal yang dilarang, seperti pacaran berlarut-larut. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam akan membantu kamu lebih bijak mengambil keputusan.
Kisah Sahabat Rasulullah: Inspirasi Kesederhanaan
Kalau kamu merasa bimbang karena belum mampu menggelar acara lamaran yang “wah”, ingatlah kisah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah. Pernikahan mereka sangat sederhana. Bahkan, mahar yang diberikan Ali berupa baju besi, yang kemudian dijual untuk biaya pernikahan.
Tidak ada pesta besar. Tidak ada gedung mewah. Tapi dari pernikahan itulah lahir generasi luar biasa. Islam mengajarkan bahwa berkah lebih penting dari kemewahan. Maka dari itu, pahami dengan hati terbuka soal biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam agar tidak mudah terpengaruh oleh ekspektasi sosial.
Kesimpulan
Jadi, kalau kamu bertanya biaya lamaran ditanggung siapa menurut Islam, jawabannya adalah: secara umum menjadi tanggung jawab pihak pria, tapi tidak ada larangan jika perempuan turut membantu. Yang terpenting adalah kesepakatan bersama, tidak saling memberatkan, dan tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Islam tidak pernah mempersulit urusan pernikahan. Justru mempermudah, selama niatnya tulus dan prosesnya tidak melanggar syariat. Jadi, jangan sampai kamu menunda lamaran atau menikah hanya karena terjebak tuntutan biaya yang tidak realistis.
Ingat, lamaran bukan soal seberapa mewah acaranya, tapi seberapa siap kamu dan pasangan membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Yuk, persiapkan semuanya dengan bijak dan barokah!